DASAR HUKUM PERBANKAN SYARIAH
2.1.1. Dasar Hukum Perbankan Syari’ah
Adapun dasar-dasar hukum yang melandasi didirikannya perbankan syari’ah diambil dari al-Quran, Hadits, Peraturan dan Perundang-undangan Negara Republik Indonesia.
a.
Al-Quran
i. Surat Ar-Ruum : 38
!$tBur OçF÷s?#uä `ÏiB $\/Íh (#uqç/÷zÏj9 þÎû ÉAºuqøBr& Ĩ$¨Z9$# xsù (#qç/öt yYÏã «!$# ( !$tBur OçF÷s?#uä `ÏiB ;o4qx.y crßÌè? tmô_ur «!$# y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqàÿÏèôÒßJø9$#
“ Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan
apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan
Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).
ii. Surat Al-Baqarah: 275
úïÏ%©!$# tbqè=à2ù't (#4qt/Ìh9$# w tbqãBqà)t wÎ) $yJx. ãPqà)t Ï%©!$# çmäܬ6ytFt ß`»sÜø¤±9$# z`ÏB Äb§yJø9$# 4 y7Ï9ºs öNßg¯Rr'Î/ (#þqä9$s% $yJ¯RÎ) ßìøt7ø9$# ã@÷WÏB (#4qt/Ìh9$# 3 ¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$# 4 `yJsù ¼çnuä!%y` ×psàÏãöqtB `ÏiB ¾ÏmÎn/§ 4ygtFR$$sù ¼ã&s#sù $tB y#n=y ÿ¼çnãøBr&ur n<Î) «!$# ( ïÆtBur y$tã y7Í´¯»s9'ré'sù Ü=»ysô¹r& Í$¨Z9$# ( öNèd $pkÏù crà$Î#»yz
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat) “Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba”, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil
riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya”.
b.
Hadiṡ
i. Hadiṡ dari Jabir yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
عَنْ
جَابِرِ قَالَ لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِـلَ الرِّبَــا وَمُؤْكِلَــهُ وَكَاتِبَهُ
وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ
Jabir berkata bahwa
Rasulullah saw. mengutuk orang yang
menerima riba, orang yang membayarnya, dan orang yang mencatatnya, dan dua
orang saksi nya, kemudian beliau bersabda, “Mereka itu semuanya sama”. (HR. Muslim no. 2995, kitab al-Masaqqah)
ii. Hadiṡ dari Abdurrahman bin Abu Bakar yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
حَّدَّثَنَا
عَبْدُالرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْـرَةَ عَنْ أَبِيْهِ رَضِي اللهُ عَنْهُمَ قَالَ
نَـهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّـمَ عَنِ الْفِضَّةِ بِالْفِضَّةِ
وَالْذَهَـبِ بِالْذَّهَـبِ ِإلَّا سَوَاءً بِسَوَاءٍ وَأَمَرَنَــا أَنْ نَبْتَـاعَ
الْذَّهَـبَ بِالْفِضَّةِ كَيْفَ شِئْـنَا وَالْفِضَّةَ بِالْذَّهَـبِ كَيْفَ شِئْـنَا
Diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Abu Bakar
bahwa ayahnya berkata, “Rasulullah saw. melarang penjualan emas dengan emas dan
perak dengan perak kecuali dengan sama beratnya, dan membolehkan kita menjual
emas dengan perak dan begitu juga sebaliknya sesuai dengan keinginan kita.” (HR.
Bukhari no. 2034, kitab al-Buyu )
c.
Peraturan
dan Perundang-undangan RI
i. Periode PAKTO 1998 Tentang liberalisasi Perbankan
ii. Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
iii. Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
iv. SK.DIR.BI No.32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 Tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syari’ah
v. PBI No. 4/1/PBI/2002 Tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syari’ah dan Pembukaan Kantor Bank Berdasarkan Prinsip Syari’ah Oleh Bank Umum Konvensional.